Minggu, 18 Desember 2011

Senin, 28 Maret 2011

Gatutkaca Gugur


Kisah Baratayudha " GATUTKACA GUGUR "
 
  
Ilustrasi pertama menceritakan Adipati Karno senopati perang keluarga Ngastina melanggar tata aturan perang saat matahari terbenam semua pasukan harus di tarik mundur dari Padang Kurusetra, akan tetapi Karna Basusena justru menuju padang kurusetra dengan membawa ratusan prajurit yang membawa obor untuk menerangi sang Karna yang akan membidik Gatutkaca yang berada di Angkasa terkenal dengan   Lakon wayang " Suluhan "


 
 
 
Ilustrasi ke dua dan ketiga , setelah anak panah yaitu kunto wijaya dhanu dilepaskan mengejar dan mencari keberadaan Raden Gatutkaca sampai diangkasa dan Kunto Wijaya Dhanu hampir tak mampu meraih sang Raden Gatutkaca, dikisahkan pamannya Raden Gatutukanca yaitu Kalabendana yang begitu menyanyangi Gatutkaca masih menunggu di Alam Penantian dan ingin pergi ke Swargaloka bersama Gatutkaca. Maka melihat kuntowijaya tdhu yang hampir jatuh diraihnya lalu dilemparkan kembali menuju arah persembunyian Gatotkaca, akhirnya Raden Gatutkaca terkena panah kuntowijaya Dhanu dan gugur melayang jatuh ke arah kereta sang Adipati Karna.
 
 
 
 Ilustrasi keempat, tubuh Raden Gatutkaca jatuh menimpa kereta perang Sang Adipati Karna hingga hancur.

Karna Tanding

  



Tetandinganipun Adipati Karna soho Raden Janaka wonten ing tegal Kurusetro,Adipati Karna engkang sampun siaga sigro nglepasaken jemparing boten kentun Raden Permadi ugi sampun siaga lepas sakeng jemparing.












Sang Permadi siaga sak inggileng kreta engkan dipun kusiri (sais) Prabu Kresna,dados mongkok ing penggalih sang Permadi dupi engkang rako pun Prabu Kresna purun dados kusire perang tetandingan lawan Adipati Karno.


























Adipati Karno majeng ing payudan kreta den kusire Prabu Salya kapernah morosepuhipun,kanti raos kepakso tali kuda dipun kekang jrantal kreto majeng ing tengahe peperangan..Adipati Karno sigro siaga sampun dipun arahaken wonten jonggonipun sang Permadi mulad prabu salya kendali kuda dipun sigeeg kreto dipun jejak julo kuda catur ponang panah mleset namung nyerepet kengin sakinggile mustoko.










Senopati kekalih anggenyo bodoyudo kados satrio kembar,Permadi sigro ngunus Kyai Pulanggeni boten kentun Raden Suryoantmojo ngunus Kyai Jalak anggenipun bodoyudo dangu tan wonten engkang ketingal kalindih ing yudo..selot dangu Raden suryoatmojo ketingal keseser yudonipun..mulad sang Permadi sigro wrangkakaken Pulanggeni wonten dadanipun Suryoatmojo, gugur adipati Karno

Dwaruci

 DEWA RUCI



Saat Reden Brantaseno mencari kayu gung susuhe angin sebagai syarat untuk mendapatkan ilmu wejangan Sastra Jendro Pangruwaten  Hiu dari pandito durno,berada di tengah hutan dandoko bertemu dengan raksasa jelmaan batara Indra dan Batara Bayu. Di tengah hutan itu Brataseno bertempur dengan kedua raksasa yang akhirnya mereka kalah dan menjelma menjado batara Indra dan Batara Bayu.



Raden Bratasena betemu dengan Batara Indra dan Bayu. Bratasena diberitahu bahwa kayu gung susuhe angin yang dicari tidak ada dalam hutan semua itu hanya muslihat dari begawan Durna, maka Batara Indra dan Bayu karena sudah bebas dari kutukan memberikan anugrah bagi Brataseno yang telah membebaskannya.

Brataseno kembali ke astina menemui begawan durno dengan sigap begawan durno menlancarkan tipu muslihatnya lagi brataseno disuruh mencari banyu pawirto suci intisari dari air di laut minangkalbu..sesampai di samodra minangkalbu bertemu dengan naga nembur nowo. Terjadi pergulatan pertempuran yang hebat kuku ponconoko raden brataseno berhasil menyobek mulut nembur nowo yang akhirnya tewas..dan menjelma menjadi dewaruci. hebatnya peperangan antara naga neburnawa dan brataseno di langit terlihat banyang bintang meyerupai mereka hingga disebut rasi bintang bimasakti.


Dewaruci mengajarkan berbagai macam ilmu pengertian tentang hidup kepada Bratoseno dan memberikan anugrah berupa pengageman (perangkat busana) serta rambut digelung..dan diberi nama werkudara.